Masa-masa kehidupan, termasuk kehidupan masa remaja yang kita lalui adalah cobaan dan ujian dari pemberi kehidupan ini yakni Allah Subhanahu wa taa’la. sebagaimana halnya suatu ‘ujian’, ada yang berhasil dan ada pula yang gagal. Keberhasilan dan kegagalan sebenarnya hanyalah akibat dari sikap dan tindakannya terhadap ujian tersebut.
Mereka yang berhasil adalah mereka yang telah bersikap dan bertindak benar sehingga akhirnya mampu mengatasi ujian yang diberikan. Demikian pula sebaliknya, mereka yang gagal adalah mereka bersikap dan bertindak salah sehingga akhirnya tidak mampu mengatasi ujian yang diberikan.
Allah Subhanahu wa taa’la telah mengingatkan kepada kita dalam firmanNya:
احسب الناس أن يتركوا أن يقولوا أمنا وهم لا يفتنون ولقد فتن الذين من قبلكم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكاذبين
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. Al-‘Ankabuut (29): 2-3)أفحسبتم ان تدخلوا الجنة ولما يأتكم مثل الذين خلوا من قبلكم مستهم بأساء وضراء وزلزلوا حتى يقول الرسول والذين أمنوا معه متى نصر الله أل إن نصر الله قريب
“Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah (2): 214).Allah Subhanahu wa taa’la sebagai pemberi ujian kehidupan tersebut, memberi pujian bagi yang berhasil mengatasi ujian dan Ia pun menjanjikan celaan bagi yang gagal. Pujian dari Allah berupa pahala dan surga sebagai wujud dari ridhaNya, sedangkan celaan dari Allah berupa dosa dan neraka sebagai wujud dari murkaNya.
Ujian senantiasa menyertai kehidupan seseorang, sesuai dengan kondisinya. Allah memberi ujian ‘harta’ kepada mereka yang kaya dan Allah pun memberi ujian untuk ‘sabar’ kepada mereka yang miskin. Bagi mereka yang berkuasa, ‘tahta’ adalah cobaan baginya. ‘Kecantikan dan ketampanan’ juga ujian bagi mereka yang diberi karunia cantik dan tampan. Demikianlah, semua itu Allah limpahkan kepada manusia sebagai ‘alat’ untuk menguji, apakah manusia dapat bersyukur atas ni’mat yang diberikan Allah, mampu bersabar atas kekurangan yang ada pada dirinya ataukah manusia tersebut akan kufur atas ni'mat Allah dan tidak sabar atas kekurangan yang ada pada dirinya.
Bagi kaum remaja, ujian tersebut adalah ‘masa remaja’ itu sendiri. Yaitu masa yang melekat dalam kehidupan remaja beserta segala aspeknya. Masa remaja adalah masa penuh ‘keinginan’, keinginan yang muncul dari dalam diri, menuntut pemenuhan atau minimal pemecahan/pelampiasan. Misalnya, remaja ingin agar naluri kasih sayang yang mulai terasakan, dapat dipuaskan dengan jalan pacaran, kencan atau sejenisnya.
Remaja juga ingin agar ‘naluri kepemimpinan dan kedewasaan’ yang mulai muncul, dapat dipenuhi dengan jalan tidak mau diatur, mau menang sendiri atau yang sejenisnya. Kadang juga ingin berhura-hura menghabiskan masa remajanya, berkeinginan hidup bebas, berbuat tanpa terikat norma (Syari’at).
Selain itu masa remaja juga merupakan masa pembentukan jati diri atau kepribadian. Langkah paling menonjol dalam hal ini adalah mencari tokoh/idola yang dianggap sesuai lalu “memfotokopinya” dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian remaja ingin agar dirinya seperti presiden AS, artis manca negara, konglomerat tersohor, pahlawan kemanusiaan dan lain-lain. Semua itu keinginan wajar seorang remaja yang ingin menonjolkan jati dirinya. Tapi, ingatlah wahai remaja, figur yang (hanya) layak dijadikan panutan dan teladan bukanlah figur ternama dan terhebat di dunia (saja), tetapi figur tersebut haruslah figur berkepribadian sempurna dan terhormat di dunia serta mulia dan selamat di akhirat. Hanya Rasul Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang layak menempati figur teladan, panutan membawa selamat. Beliaulah seorang Nabi yang ma’sum, pemimpin masyhur, penyelamat ummat, agar selamat dunia akhirat. Menyesallah mereka yang mengikuti teladan selain beliau, yaitu figur-figur yang ternama hanya karena nilai duniawi, Allah Subhanahu wa taa’la berfirman:
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu”. (QS. 33:21).Ujian pertama bagi remaja yang sekaligus ujian yang menentukan kebaikan remaja pada masa depan adalah ujian menghadapi ‘keinginan-keinginan’. Ujian tersebut ada diri remaja itu sendiri. Untuk itu para remaja harus siap mengatasinya.
Bagi remaja yang mampu mengatasi segala keinginan tersebut dengan jalan yang Islami, remaja itulah yang lulus dalam ujian dan berhak mendapat pujian serta janji Allah Subhanahu wa taa’la . Sebaliknya jika remaja tidak mengatur segala keinginan dengan syari’at Islam, bahkan segala aktivitas remaja disetir oleh keinginan tersebut, maka merugilah remaja tersebut. Dialah orang yang gagal dalam ujian dan Allah menjanjikan murkaNYa bagi orang seperti itu.
Untuk itu remaja harus mengetahui realita ini. Dia harus beristiqomah pada jalanNya yang haq dan bersegera mensucikan diri jika mereka telah melakukan berbagai kekhilafan. Bagi siapa saja yang kembali kepada kebenaran setelah terlena dengan kesalahan, Allah menjanjikan suatu kebaikan sekaligus menghapus segala kesalahan sebelumnya, Allah Subhanahu wa taa’la berfirman:
والذين إذا فعلوا فحشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله فاستغفروا لذنوبهم ومن يغفر الذنوب إلا الله ولم يصروا على ما فعلوا وهم يعلمون. أولئك جزاؤهم مغفرة من ربهم وجنات تجرى من تحتها الأنهار خالدين فيها ونعم أجر العاملين.
“(Orang-orang yang bertaqwa itu) …dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri; mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai dan itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.” (QS. 3:135-136).
إلا من تاب وامن وعمل عملا صالحا فأولئك يبدل الله سيئا حسنات وكان الله غفرا رحيما
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. 25:70)Untuk itu harus diingat oleh para remaja, tugas mulia mereka adalah mempersiapkan diri untuk melanjutkan tugas demi kemuliaan umat, hari ini dan esok. Sejarah umat mana pun senantiasa dimulai oleh kondisi generasi mudanya. Umat yang memiliki generasi muda lemah semangat dan tak terbiasa bekerja keras, hanya tinggal menunggu waktu kehancuran dan kerendahan derajat. Umat yang memiliki generasi muda yang penuh semangat dan cita-cita, pantang menyerah menghadapi godaan, cobaan dan ujian, sedikit demi sedikit akan bangkit dan meraih kepemimpinan dan kemulyaan hidup.
Karena itu generasi muda harus menyambut seruan Allah Subhanahu wa taa’la:
يأيها الذين ءامنوا هل أدلكم على تجارة تنجيكم من عذاب أليم. تؤمنون بالله ورسوله وتجاهدون فى سبيل الله بأموالكم وأنفسكم ذالكم خير لكم إن كنتم تعلمون..
“Hari orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.” (QS. 61:10-11).Remaja muslim mesti bersama-sama, bergabung dengan remaja muslim lainnya membentuk barisan untuk bahu membahu dan saling menguatkan satu dengan lainnya membentuk suatu tatanan yang kokoh sebagai sebuah bangunan. Allah Subhanahu wa taa’la berfirman:
0 comments:
Post a Comment