Dialah bulan Muharram. Rasulullah pernah ditanya oleh Abu Dzar, “Bulan apakah yang paling mulia?”. Maka beliau menjawab, “ Seutama-utama bulan adalah bulan Allah yang kalian menyebutnya al Muharrom.” (HR. an-Nasa-i)
Banyak hal yang menunjukkan kemuliaan atau keutamaan bulan ini. Di antaranya, yaitu :
Dilarangnya seseorang melakukan kezhaliman pada bulan tersebut. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kezhaliman boleh dilakukan pada bulan-bulan lainnya.
Pahala amal shalih lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya. Dan demikian pula Dosa yang dilakukan pada bulan tersebut. Inilah penafsiran al Hafizh Ibnu Katsir –semoga Allah merahmatinya- terhadap firman Allah ta’ala, Surat at taubah ayat 36.
Puasa di bulan ini merupakan puasa yang paling utama setelah puasa di Bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
“ Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (puasa di) bulan Allah al-Muharram”(HR. Muslim).Penyandaran bulan ini kepada Allah, dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, (bulan Allah a-Muharram). Ibnu Rajab al Hambali mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut Muharram dengan “Syahrulloh“ (Bulan Allah). Penyandaran bulan ini kepada Alloh menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya.
Terdapat hari khusus yaitu hari kesepuluh (Asyura) yang bila mana seseorang berpuasa pada saat itu, maka kesalahan setahun sebelumnya terhapuskan. Rasulullah bersabda tentang puasa Asyura,
يكفر السنة الماضية
“-Puasa Asyura- menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencari keutamaannya dengan melakukan amal sholeh, di antaranya dengan berpuasa. Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menjaga puasa pada hari ‘asyura.
Pada bulan ini, terdapat suatu hari di mana terjadi peristiwa agung dan pertolongan yang nyata. Allah menampakkan kebenaran atas kebatilan, di mana Allah menyelamatkan Musa beserta kaumnya dan Allah menenggelamkan Fir’aun berserta kaumnya.
Ibnu Abbas -radhiallahu anhuma- menuturkan :
“Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- mendatangi kota Madinah, lalu didapatinya orang-orang Yahudi berpuasa di hari ‘Asyura. Maka beliau pun bertanya kepada mereka, “Hari apakah ini, hingga kalian berpuasa?” mereka menjawab, “Hari ini adalah hari yang agung, hari ketika Allah memenangkan Musa dan Kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun serta kaumnya. Karena itu, Musa puasa setiap hari itu untuk menyatakan syukur, maka kami pun melakukannya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kami lebih berhak dan lebih pantas untuk memuliakan Musa daripada kalian.” kemudian beliau pun berpuasa dan memerintahkan (para sahabat) agar berpuasa di hari itu.” (HR. al-Bukhari & Muslim).
0 comments:
Post a Comment