728x90 AdSpace

Mabhats
12 May 2015

KABAR GEMIBIRA UNTUK AL GHUROBA (ORANG-ORANG ASING)


Di tulis Oleh Ustadz Armen Halim Naro - Rahimahullah-

Suatu hari datang ke rumah penulis salah seorang kawan yang kebetulan ia menjadi da’i, ia mengeluhkan perihal da’wah yang telah lama ia kembangkan di kampungnya, kemudian ia bercerita panjang tentang perlakuan masyarakat kepadanya. Ia ceritakan selama ini ia bertutur kata dengan mereka secara lembut akan tetapi mereka membalasnya dengan perkataan kotor dan kasar, ia ajak mereka kepada tauhid akan tetapi mereka mengajaknya kepada syirik, ia coba menyambung silaturrahim dengan mereka, kiranya mereka berusaha memutuskannya, ia coba untuk mendekati dan mereka balas semua itu dengan umpatan dan cemoohan.

Ia merasa hidupnya dalam keterasingan sekalupun kampungnya tersebut lebih layak disebut kota karena telah ramai oleh pendatang. Ia merasa akal pikirannya berbeda dengan akal pikiran masyarakat sekitarnya, ia mrasa sedih, ia merasa terkucil di tengah riuhnya masyarakat.

Penulis mencoba menenangkannya sambil berkata kepadanya, ”Itulah sunnah Allah, itulah hukum Allah yang telah berlau! Manusia hanya tinggal menjalanan...manusia diperintahkan agar selalu istiqamah.”

Juga penulis katakan kepadanya: “Bukankah antum telah membaca ayat dalam surat Ghafir bagaimana letihnya penyeru kebenaran pada masa Fir’aun dalam menyeru masyarakatnya?!

Lihatlah firman Allah:

وَيَا قَوْمِ مَا لِي أَدْعُوكُمْ إِلَى النَّجَاةِ وَتَدْعُونَنِي إِلَى النَّارِ* تَدْعُونَنِي لأكْفُرَ بِاللَّهِ وَأُشْرِكَ بِهِ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَأَنَا أَدْعُوكُمْ إِلَى الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ* لا جَرَمَ أَنَّمَا تَدْعُونَنِي إِلَيْهِ لَيْسَ لَهُ دَعْوَةٌ فِي الدُّنْيَا وَلا فِي الآخِرَةِ وَأَنَّ مَرَدَّنَا إِلَى اللَّهِ وَأَنَّ الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِ * فَسَتَذْكُرُونَ مَا أَقُولُ لَكُمْ وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ

" Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka? (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun? Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apa pun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". ( Al Mu’min 41-44 )

“Kemudian”, lanjut penulis, “cobalah antum buka mata dan luaskan cakrawala! Pergilah berjalan, selamilah kehidupan ini, arungi lautan dan seberangi samudera! Niscaya antum akan temukan bahwa antum tidaklah sendirian dalam ketarsingan ini, telah berlalu orang-orang yang menjalaninya, dan mereka berbahagia dalam hidup.”

Ia berkata, “ Bagaimana membahagiakan hidup dalam keterasingan, apa kiatnya untuk hidup tenang dalam menegakkan sunnah di zaman ghurbah (keterasingan)?!

Penulis sebutan kepadanya, “Akhi, kebahagiaan itu, yang aku dan engkau sedang mencarinya ada pada istiqomah pada jalan kebenaran itu sendiri, itulah yang telah disebutkan oleh Allah Ta’ala bahwa orang yang beriman tidak ada takut dan kesedihan baginya, kemenangan bagi yang bertakwa, yang berbahagia adalah yang mengerjakan penghambaan diri kepadaNya.

…akan tetapi antum dapat menghibur diri dengan kalam Allah dan sabda-sabda NabiNya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga dengan menelaah perjalanan hidup para salafush sholih.

Itulah kurang lebih tema pertemuan saya dengan kawan kita itu dan penulis yakin bahwa cerita sahabat saya tersebut sangat terjadi di masyarakat.

Orang yang berpegang tegug dengan sunnah di zaman seperti sekarang ini adalah orang-orang yang langka, orang-orang yang istiqomah dengan kitab dan sunnah pada zaman keterasingan mereka adalah mutiara. Bagaimana tidak, pada saat manusia tenggelam ke dalam maksiat kepada Allah dan kebanyakan dari mereka berpaling dari kebenaran dan tidak menoleh kepadanya.

Kehilangan mereka sama artinya kita kehilangan yag berharga dalam kehidupan kita. Sebagian salaf berkata,”Aku mendengar bahwa di suatu negeri salah seorang Ahlus sunnah meninggal, serasa salah satu anggota tubuhku copot.”

Subhanallah, begitu berharganya muslim yang hanif di mata salaf. Suatu hari Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah, berkata berkata kepada seseorang yang datang dari jauh: “Jika engkau bertemu dengan Ahlus Sunnah, sampaikan salamku. Sesungguhnya Ahlus Sunnah sekarang ini Ghariib (asing).”

Jika itu pada masa Sufyan awal abd ketiga,bagaimana dengan zaman kita, telah berlalu dengan masanya tiga belas abad?! Alangkah tebalnya kabut keterasingan bagi Ahlus Sunnah.

Pembaca, sekiranya antum bertemu dengan seorang Ahlus Sunnah, maka penulis memohon agar antum bisa berlemah lembut dengannya, berikan yang bisa antum berikan! Jangan lecehkan dirinya di tempat ia membutuhkan pertolonganmu, jangan tambah keterasingan dirinya dengan sikap antum kepadanya.

Maka besar sekali bagi penulis kedudukan buku “Rifqan Ahlassunnah bi Ahlissunnah” (sudah diterjemahkan oleh Ustadz Dr. Ali Musri ) yang dikarang oleh Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd al-Badr hafizhahhullah, salah seorang ulama besar abad ini, salah seorang pengajar di Masjid Nabawi. Beliau adalah guru dari semua guru-guru penulis, dan kami adalah cicitnya dalam nasab ilmu. Layaklah buku itu dijadikan panduan bagi seorang Muslim dalam berlemah lembut dengan saudaranya. Berjalan bersama sambil berpegangan tangan menuju surga.
 (Dikutip dari buku Temui Aku di Telaga, Buya Armen Halim rahimahullah. Judul di atas dari kami)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: KABAR GEMIBIRA UNTUK AL GHUROBA (ORANG-ORANG ASING) Rating: 5 Reviewed By: Unknown