ANTARA TIDUR
& BERDZIKIR DI PAGI HARI
Pagi hari, tatkala udara masih terasa dingin, menggoda seseorang untuk tetap berdiam diatas ranjang, meski adzan subuh telah berkumandang, atau usai mengerjakan sholat subuh, seolah betapa nikmat melanjutkan tidur atau bermalas-malasan. Padahal ada satu aktifitas yang semestinya dikerjakan seorang muslim pada pagi hari, yaitu tuntunan Rosulullah agar kita berdzikir pada waktu pagi hari, bukan justru melanjutkan aktifitas tidurnya.
Tidur pagi setelah subuh bukanlah suatu kebiasaan yang baik. Orang-orang
yang dikenal meyukai kasur hanyalah para bayi & orang-orang sakit serta
para pengangguran. Untuk kelompok pertama dan kedua, tidur mereka lantaran karena
kondisi, sementara golongan ketiga karena tuntutan “profesi” yang dampaknya
memupuk kemalasan.
Namun ada kalanya, seseorang tidak termasuk dalam golongn diatas, menggandrungi ranjang selepas sholat subuh, bahkan seolah-olah menjadi jadwal tetap yang tidak bisa diganggu gugat. Oleh karenanya, tulisan ini ingin menggugah semangat kita untuk memulai aktifitas sedini mungkin di pagi hari yang mana udara masih terasa segar.
TIDUR
PAGI BUKAN TERMASUK KEBIASAAN PARA SALAF
Imam
Muslim Rahimahullah telah meriwayatkan dalam shohihnya, dari Abu Wail Syafiq bin Salamah Al-Asadi, Ia
berkata :
Suatu hari, usai kami sholat subuh, kami menemui Abdullah bin Mas’ud, kami mengucapkan salam disisi pintu, lalu kami diizinkan untuk masuk, namun kami putuskan untuk menunggu sejenak karena kami mengira masih ada anggota keluarganya yang masih tidur. Maka Ibnu Mas’ud berkata : “Kalian mengira keluarga Ibnu Ummu Abd ( yang dimaksud adalah dirinya sendiri ) adalah orang lalai. Maka beliau melanjutkan untuk bertasbih hingga matahari terbit, kemudian pada saat matahari benar-benar terbit, beliau berkata : “ Segala puji bagi Allah yang telah membebaskan hari kami ini, tidak membinasakan kami dengan dosa-dosa kami”. (HR. Muslim 1/564)
Ketika Abu Wail dan kawan-kawannya datang kepada Ibnu Mas’ud, saat itu adalah waktu yang penuh berkah lagi berharga, yaitu waktu untuk tekun & melantunkan dzikir kepada Allah, dan meningkatkan semangat menambah kebaikan. Hanya saja, tidak sedikit orang yang kurang memperhatikan waktu yang sangat berharga itu, menjadi sia-sia dilewatkan dengan tidur, bermalas-malasan dan patah semangat atau disibukkan dengan perkara-perkara yang kurang bermanfaat. Apalagi jika mengawalinya dengan kegiatan yang diharamkan Wal ‘iyadzubillah!
CARILAH SEGERA BERKAHMU !
Pagi hari laksana masa muda yang penuh dengan vitalitas, dan sore hari
ibarat masa tua yang tanpa menyisakan tubuh tanpa daya. Barang siapa yang
terbiasa dengan sesuatu kebiasaan pada masa mudamya, niscaya ia terbiasa
mengerjakannya pada masa tuanya.
Demikianlah, aktivitas seorang pada pagi
harinya akan mempengaruhi semangat kerja sepanjang harinya. Jika ia memulai
dengan tekun, maka akan menyelesaikannya dengan penuh ketekunan, maka begitu
pula jika ia memulainya dengan kemalasan, maka itulah yang akan dominan, dan
barang siapa yang mampu mengendalikan hari, yaitu awalnya, niscaya seluruh
harinya akan selamat dengan izin Allah dan ia akan ditolong untuk dapat
mengerjakan kebaikan dan keberkahan. Ini seperti pepatah “harimu bagaikan ontamu,
apabila yang pertama dapat engkau taklukkan, niscaya onta-onta di belakangnya
akan mengikutinya”
Makna
pepatah di atas sejalan dengan pernyataan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu : “Segala puji bagi Allah
yang telah membebaskan hari kami ini, tidak membinasakan kami dengan dosa –
dosa kami.”
TIDUR PAGI, BERBAHAYA
Ibnul
Qoyyim Rahimahullah berkata : “Diantara perkara yang di benci di kalangan para salaf, yaitu
tidur pagi antara usai shalat subuh dan terbitnya matahari, waktu–waktu itu
adalah saat keburuntungan dibagikan, Telah diriwatkan dari Ibnu Abbas, ia
melihat seorang anaknya tidur pada waktu pagi, maka ia berkata: “ Bangun,
engkau tidur saat rezeki dibagi – bagikan.”
Aktifitas yang dikerjakan pada waktu–waktu tersebut memiliki nilai istimewa, bahkan kalau orang – orang telah berjalan semalam suntuk, mereka tidak diperbolehkan untuk beristirahat pada waktu tersebut sampai matahari terbit. Saat itu adalah permulaan hari dan kuncinya turunnya rezeki dan terjadinya pembagian rezeki dan barakah, saat itulah pergerakan hari bermula dan keadaan seluruhnya tergantung pada bagiannya, maka seharusnya kalau harus tidur maka itu adalah tidur yang sifatnya darurat.
Ibnul
Qoyyim Rahimahullah kembali mengingatkan kita tentang bahayanya. Beliau berkata : “tidur
pada pagi hari menghalangi datangnya rezeki, sebab waktu itu saat rezeki
dibagikan, maka tidur pada saat itu menghalangi dari menerimanya dan tidur pada
pagi hari sangat berbahaya bagi jasmani, karena membuat malas badan dan merusak
metabolisme yang di olah oleh tubuh. Akibatnya dapat menyebabkan kegoncangan,
kegelapan, dan kelemahan fisik dan kalau itu terjadi sebelum buang air besar,
bergerak dan olahraga serta menyibukkan lambung dengan sesuatu, maka itu
merupakan penyakit berbahaya yang akan melahirkan berbagai penyakit.
KEKUATAN ZIKIR PAGI HARI
Dzikir pagi yang dianjurkan oleh Rasulullah mengingatkan seseorang untuk senantiasa duduk bertafakkur mengingat Allah yang maha kuasa akan dirinya bahwa ia hanya seorang hamba yang lemah dan butuh akan pertolongan dari segala bahaya.
Maka
ungkapan–ungkapan yang apabila diketahui dan dihayati akan melahirkan keyakinan,
optimisme, dan meningkatkan semangat mengais kebaikan pada pagi hari. Jadi
menekuni dzikir pada pagi hari akan melahirkan kekuatan dan semangat dalam
menjalani aktifitas seharian.
Ibnul
Qoyyim Rahimahullah menceritakan : “Suatu hari aku pernah menjumpai Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah usai melaksanakan shalat, ia duduk sambil terus melntunkan dzikir
kepada Allah sampai separuh siang, kemudia ia menoleh kepadaku seraya berkata:
“inilah aktifitas pagiku, jika aku tidak mengamalkannya,kekuatanku jatuh” atau
pernyataan yang serupa.”
Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa salam pernah berdo’a memohon keberkahan pagi bagi ummatnya beliau bersabda: “Yaa
Allah berkatolah Ummatku pada pagi harinya”.
Diriwatkan
dari Abdullah bin Amr ia berkata : “tidur ada tiga macam yaitu pertama tidur
orang yang rusak kepribadiannya adalah pada waktu Dhuha saat orang – orang
menyelesaikan urusannya (kedua) tidur orang berakhlak yaitu tidur qoilulah
ketika pertengahan hari. (ketiga) dan tidur orang pandir adalah tidur pada saat
waktu shalat datang.
Di
dalam Sunan Imam At-Tirmidzi Rahimahullah, hadits riwayat Anas bin Malik, Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda “Barang siapa yang shalat subuh berjama’ah lalu duduk berdzikir kepada
Allah hingga matahari terbit, kemudian melaksanakan shalat dua raka’at maka
baginya pahala haji dan umrah” (HR. At-Tirmidzi no. 587)
Maka
dari pada itu, mhendaknya kita bersungguh-sungguh menyongsong waktu pagi kita
dengan berdzikir kepada Allah, melihat banyaknya keutamaan dan faidah-faidah
serta anjuran para salaf. Tidaklah pantas bagikita yang masih bergelimang dosa
untuk tidur dan bersantai-santai di pagi hari dan tidak mau menambah pahala
serta keutamaan di sisi-Nya. Allah berfirman memerintahkan kita untuk
berlomba-lomba dalam kebaiakan :
“ Maka
brlomba-lombalah kaian dalam mendapatkan kebaikan” ( Albaqoroh : 148 )
Dari uraian diatas maka pantaslah bagi kita untuk memperhatikan waktu tersebut untuk berdzikir kepada Allah sehingga mampu meningkatkan produktivitas amalan kita dan tidak terbuai dengan tidur yang melalaikan dan menjauhkan dari rahmat Allah.
0 comments:
Post a Comment