728x90 AdSpace

Mabhats
26 Apr 2015

Benarkah Bulan Suro itu Bulan Sial ?



Sebagian besar kaum muslimin di Indonesia begitu kental dengan adat-istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, dan begitu tingginya adab mereka di dalam menjujung warisan leluhur tersebut. Sehingga tatkala datang Islam yang membawa petunjuk yang paling benar –dan tidak diragukan lagi- mereka tidak begitu saja untuk menerima ajaran yang benar tersebut. Tetapi justru warisan leluhur merekalah yang dijadikan sebagai panutan, Apa saja yang sesuai dan yang dianggap baik serta melengkapi warisan mereka, maka diterima dan diamalkan. Sedangkan apa saja yang bertolak belakang dengan hawa nafsu mereka, bahkan dianggap mengubah atau menghilangkan warisan tersebut mereka menolaknya, sekalipun itu merupakan kebenaran.

Inilah kenyataan yang ada, yaitu berpijak pada landasan yang keliru, sehingga wajar kita dapati di mana-mana keadaan kaum muslimin jauh dari petunjuk bahkan seakan-akan mereka bukan kaum muslimin.

Kenyataan seperti ini dapat kita saksikan dimasyarakat islam, khususnya pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura. Mereka mengagungkan dengan tradisi warisan, yang berupa keyakinan dan amal-amal yang jauh dari petunjuk agama yang benar, tetapi mereka menyangka ajaran ini adalah ajaran yang benar. Sehingga mereka terjatuh kedalam perbutan-perbuatn yang dapat menghancurkan seluruh amalan mereka, sedangkan mereka menyangka telah bebuat baik, sebagaimana Allah ta'ala berfirman :

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِيْنَ أَعْمَالاً. الَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِيْ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ هُمْ يَحْسَبُوْنَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا

" Katakanlah: " Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? ( Yaitu ) Orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. ( QS. Al-Kahfi:103-104 ) 
  
Jika demikian kenyataannya, maka apa yang harus kita lakukan? Tidak lain adalah kita menjadi seorang yang berilmu akan segala sesuatu yang berkaitan dengan syari'at, lebih khususnya dengan hal yang berkenaan hari Asyura.Sebagaimana perintah Allah ta'ala supaya berilmu sebelum beramal:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

" Maka ketauhilah, bahwa tidak ada Ilah ( yang haq untuk disembah ) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi ( dosa ) orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. ( Muhammad :19 )

SEJARAH HARI AS SYURA’

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ  قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ الْمَدِيْنَةَ فَرَأَى الْيَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِي إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

" Dari Ibnu Abbas berkata : "Ketika Nabi shalallahu 'alaihi wa salam datang ke kota Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi sedang berpuasa pada hari Asyura, kemudian, Beliau bertanya : "Hari apa ini ? " Mereka menjawab: " Ini adalah hari yang baik, pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka berpuasalah Musa 'Alaihi Salam." Beliau shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: " Aku lebih berhak terhadap Musa dari pada kalian, kemudian Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan -para sahabat- agar berpuasa pada hari itu." ( HR. Bukhari no. 1865 ) 

HUKUM-HUKUM SEPUTAR BULAN ASYURA’:

1. Dilarang berbuat dzalim di bulan itu. 

Allah ta'ala berfirman :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

" Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu. (At-Taubah: 36).

Adapun tentang larangan berbuat dhalim pada ayat diatas, ada beberapa pendapat ulama salaf. Sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud kedhaliman adalah peperangan secara mutlak. Sebagian mereka berkata –dan ini yang lebih rajih (benar)- bahwa maksud dari kedhaliman dalam ayat ialah dilarang memulai peperangan. Ada juga yang berpendapat ialah berbuat dosa dan berbagai kemaksiatan.

Maka wahai saudara-saudaraku, hendaklah kita berhati-hati dari kedhaliman, baik medhalimi diri kita sendiri maupun orang lain. Hendaklah kita mengingat wasiat Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam dalam sabdanya :

اتَّقُوا الظُّلَمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“ Takutlah kalian dengan kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.”( HR. Muslim dan lainnya ).

2. Disunahkan puasa secara mutlak. Yaitu pada tanggal dan hari apa saja pada bulan tersebut akan tetapi lebih ditekankan  pada tanggal 9 dan 10. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam bersabda :

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ

“ Puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan adalah puasa pada bulan muharram.” ( HR. Muslim dari Abu Hurairah )

KEUTAMAAN PUASA DI BULAN AS SYURA’

Imam Nawawi rahimahullah berkata di dalam Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzab juz enam: " Puasa hari asyura dapat menghapus seluruh dosa-dosa kecil, perkiraannya dapat menghapus seluruh dosa-dosanya kecuali dosa-dosa besar," kemudian beliau berkata: " Puasa pada hari Arafah ( 9 dzulhijjah ) sebagai kafarah ( penghapus ) dosa dua tahun, dan apabila bertepatan dengan do'a para malaikat maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata: " Dihapusnya dosa-dosa dengan bersuci, shalat, puasa Ramadhan, puasa hari arafah, dan puasa Asyura, semuanya untuk dosa-dosa kecil."

Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata: " Tidak pernah aku melihat Nabi shalallahu 'alaihi wa salam begitu bersemangat berpuasa di hari yang beliau utamakan dibandingkan hari lain kecuali hari ini, yakni Asyura, dan bulan ini, yakni bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari no. 1867 )

APA YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA AWAL BULAN TIDAK JELAS ?

Ibnu Qudamah rahimahullahu menukil ucapan Imam Ahmad : " Apabila terjadi ketidak jelasan awal bulan, maka hendaklah berpuasa tiga hari, hal ini dilakukan hanya untuk memastikan puasa pada hari kesembilan dan kesepuluh.”

KESYIRIKAN DAN KEBID’AHAN SAAT HARI ASYURA’

1. Shalat dan dzikir-dzikir khusus, shalat ini disebut dengan shalat asyura.

2. Membuat makanan khusus atau istimewa, yang tidak seperti biasanya ( tumpeng sura di Jawa ).

3. Membakar kemenyan.

4. Bersusah-susah dalam kehausan dan menampakkan kesusahan.

5. Menentukan berinfaq dan memberi makan orang-orang miskin (yakni jika menyakini adanya keutamaan atau keistimewaan dilakukan pada hari asyura).

6. Membaca do'a awal dan akhir tahun pada bulan ini.

7. Mengkhususkan diri untuk berziarah ke kuburan orang-orang shalih dan para wali.

8. Menyakini musibah akan terjadi apabila ada orang yang melakukan pernikahan dibulan ini, atau membangun rumah dan hajatan lainnya.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang melakukan puasa asyura. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang terdepan dalam kebaikan, jauh dari kebid'ahan. Ya Allah, jagalah kami dari fitnah-fitnah yang menyesatkan, serta jauhkanlah dari segala kebid'ahan bulan Asyura. Amiin. (redaksi)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Benarkah Bulan Suro itu Bulan Sial ? Rating: 5 Reviewed By: Unknown